Senin, 08 November 2010

Bencana Sebenarnya juga Indah


Lihat kebunku penuh dengan bunga. Ada yang putih dan ada yang merah. Setiap hari kusiram semua. Mawar melati semuanya indah.

Bencana, bencana, bencana, bencana, mungkin itu kabut-kabut kehidupan yang berganti menyelimuti Indonesia beberapa tahun terakhir. Belum sepenuhnya pulih dari banjir dahsyat Jakarta, tiba-tiba tanah longsor menggelegar, gempa bumi memakan nyawa, Tabrakan Kereta Api, Gunung Meletus, Pesawat Jatuh, Tsunami. Bencana seperti tidak bosan-bosannya menggoda jiwa Indonesia. Seorang sahabat asli Jawa, berulang-ulang menyebut kata miris. Seorang psikiater mengutip sebutan tua tentang zaman edan, tatkala menyaksikan seorang Ibu membakar diri dan sejumlah putera-puterinya karena terhimpit kesulitan kehidupan. Salah seorang penulis luar, bahkan memberi judul menyentuh di International Herald Tribune, Indonesia: Mass murder or natural disaster, terutama setelah menghitung ratusan ribu nyawa yang melayang akibat bencana.

Berduka, bersedih, tersentuh oleh penderitaan sesama tentu salah satu tanda pertumbuhan jiwa. Di Timur telah lama diajarkan, untuk memasuki wilayah-wilayah kesucian bahkan menginjak rumput pun dilarang. Terutama karena setiap rasa sakit yang kita timpakan ke ciptaan lain, akan kembali menyakiti diri ini. Sehingga sungguh layak disyukuri kalau Indonesia masih memiliki demikian banyak hati yang punya empati.

Cahaya bencana

Dengan tetap menghormati banyak hati yang punya empati, banyak guru setuju kalau jalan-jalan keindahan apa lagi kesucian tidak ada yang sepenuhnya lurus dan mulus. Semakin indah sebuah tujuan, semakin berat jalan-jalan yang harus dilalui. Bila ini cara memandangnya, mungkin Indonesia bisa menarik nafas dalam-dalam sebentar. Menghimpun energi untuk melewati banyak tanjakan serta kelokan di depan yang masih banyak menghadang.

Dalam jeda jiwa seperti ini, bisa jadi berguna kalau merenung sebentar tentang cahaya-cahaya bencana. Bagi banyak jiwa, bencana identik dengan kematian, perpisahan, kesedihan, duka cita. Dan tentu saja ini teramat manusiawi.

Sedikit jiwa yang mau menggali lebih dalam kalau di balik bencana, ada sejumlah langit kehidupan yang tersingkap rahasianya. Ketakutan, kesedihan adalah masukan berguna tentang keinginan yang demikian mencengkeram. Semakin mencengkeram keinginan, semakin menakutkan wajah bencana. Ada keinginan agar kehidupan hanya berwajah damai, keluarga yang hanya boleh bahagia, perpisahan yang identik dengan hukuman, kemiskinan sama dengan kutukan.
Dan melalui hentakan-kentakan bencana, manusia sedang diingatkan, seberapa kuat pun keinginan mencengkeram, kehidupan tetap harus berputar. Bila saatnya matahari tenggelam, tenggelamlah ia. Ketika putaran bumi harus ditandai oleh gempa, gempalah yang menjadi sahabat kehidupan. Bila kematian sudah waktunya berkunjung, berkunjunglah ia menjadi sahabat kehidupan. Makanya, seorang ayah berpesan kepada putera-puterinya, kematian datang bukan karena penyakit, bukan karena dikerjain orang, bukan juga akibat bencana, kematian datang memang karena putaran waktunya sudah tiba. Penyakit, bencana hanyalah pintu-pintu pembuka.

Bila ini cara meneropongnya, tidak saja keinginan mulai longgar cengkeramannya, namun cahaya-cahaya bencana juga terbuka. Ternyata bencana lebih dari sekedar hulunya kesedihan, ketakutan dan kutukan, ia juga membukakan pengertian tentang wajah kehidupan yang lebih utuh.

Serupa dengan lagu anak-anak yang dikutip di awal tulisan ini, hidup serupa dengan mengurus taman. Kendati yang ditanam rumput Jepang, ada rumput liar yang ikut tumbuh. Kendati sudah banyak berbuat baik, banyak berdoa, sering ke tempat ibadah, bila saatnya bencana menggoda, ia tetap menggoda. Bila rumput Jepang yang ditanam seratus meter, rumput liar hanya mengambil porsi sedikit sekali. Demikian juga dengan kehidupan, sehat berumur bertahun-tahun tapi kerap lupa disyukuri. Sakit hanya segelintir hari sudah penuh dengan caci maki.

Taman jadi indah karena penuh bunga dan warna. Kehidupan juga serupa. Kebahagiaan jadi lebih indah kalau pernah melewati kesedihan. Kehidupan bermakna amat dalam karena ada kematian. Kesuksesan berakarkan rasa syukur yang mendalam, kalau pernah dibanting kegagalan.

Taman bertumbuh terus bila disirami. Pertumbuhan jiwa juga sama. Tidak saja kebahagiaan yang menyirami kehidupan, kesedihan juga menyirami, terutama karena kesedihan adalah gurunya sikap rendah hati dan mawas diri. Tidak saja kedamaian yang memperkuat kehidupan, bencana juga memperkuat kemudian. Kedamaian memperkuat seperti air yang bertemu kerongkongan dahaga, bencana memperkuat seperti amplas keras dan kasar yang membuat berlian tambah bersinar. Sebagai catatan kontemplasi, Jepang dan Jerman yang kini menjadi salah satu pemimpin dunia, kalah perang secara amat menyedihkan puluhan tahun lalu.

Di puncak semua perjalanan ini, tersisa bait indah kehidupan: ”mawar melati semuanya indah!”. Mawar yang berduri indah, melati yang wangi juga indah. Siapa saja yang bisa melihat keindahan dalam setiap unsur dualitas (bahagia-bencana, untung-rugi, suci-kotor, dipuji-dicaci) dia berada di depan gerbang pencerahan, kemudian hatinya bernyanyi: ”semuanya indah!”.

Dalam bahasa indah sejumlah sahabat penyair, keuntungan adalah hasil pelajaran dari banyak kerugian, kekotoran adalah kesucian yang sedang siap-siap menunjukkan rahasianya, kekayaan adalah sisi lain dari kemiskinan dalam mata uang kehidupan. Pada jiwa yang sedang bertumbuh, dualitas terus bergerak dari satu ujung bandul ke ujung bandul lain. Habis bahagia derita, setelah untung rugi dan seterusnya. Dan lagu anak-anak ini mengajarkan, setelah semua segi kehidupan dicintai, disirami, diterima, kemudian dari dalam sini ada yang bernyanyi: ”semuanya indah!”.

Ini mungkin yang menyebabkan Robert Fulghum pernah menulis “Apa yang perlu dipelajari tentang kehidupan, sudah selengkapnya diajarkan di taman kanak-kanak“. Sebuah masa di mana semuanya terasa indah. Guru dzogchen Chogyal Namkai Norbu menyebutnya primordial state (titik awal sekaligus titik akhir perjalanan ke dalam). Cirinya sederhana, tidak ada hal positif yang perlu diterima, tidak ada hal negatif yang perlu ditolak.

Selasa, 02 November 2010

Nature


Siapa yang mengisi kesehariannya dengan keikhlasan dan kerendahatian, akan menemukan bahwa alam sebenarnya sebuah perpustakaan agung. Berlimpah pengetahuan dan kebijaksanaan yang disimpan di sana. Perhatikan laut lebih dalam lagi. Di permukaan ia senantiasa bergelombang. Sama dengan hidup manusia. Di kedalaman yang dalam, tidak ada gerakan apa lagi gelombang. Hanya hening yang melukis keindahan dan kesempurnaan.

Cermati apa yang ditulis Zenkei Shibayama dalam A Flower does not talk: “silently a flower blooms, in silence it falls away….pure and fresh are the flowers with dew….calmly l read the True Word of no letters”. Bunga mekar tanpa suara, berguguran juga tanpa suara. Tanpa keluhan tanpa perdebatan. Ada kesucian yang menggetarkan dalam bunga yang berhiaskan embun pagi. Dalam bimbingan hening, tiba-tiba terbaca makna tanpa kata-kata. Zenkei Shibayama menyebutnya Scripture of no letters. Tanpa kata-kata, tanpa keriuhan. Hanya sebuah hati yang berkelimpahan dalam dirinya!

Mulailah hidup sesuai hukum alam. Ia yang mengalir bersama alam, tersenyum pada setiap putaran alam tahu sebenarnya tidak ada hukuman. Apa yang kerap disebut sebagai bencana, sebenarnya hanya undangan laut untuk menyelam semakin dalam. Memasuki wilayah-wilayah tanpa gelombang (baca: tanpa perdebatan) namun penuh keheningan.

Sebagaimana ditulis rapi oleh kehidupan para Mahasidha (manusia yang menjadi agung karena melewati banyak rintangan seperti Jalalludin Rumi, Bunda Theresa, Milarepa, Mahatma Gandhi), awalnya bencana terlihat sebagai cobaan. Namun begitu dialami, ia memperkuat otot-otot kehidupan. Persis seperti otot fisik yang kuat karena banyak dilatih. Bila begini cara memandangnya, bencana bukannya membawa kegelapan kemarahan, ia membawa cahaya penerang.

Berbekalkan ketekunan, bencana membuat batin kebal dengan penderitaan. Kekebalan ini kemudian membuat manusia bisa menyambut semua dualitas (baik-buruk, sukses-gagal, hidup-mati) dengan senyuman yang menawan. Inilah secercah cahaya keheningan. Ia menyisakan hanya satu hal: compassion is the only nourishment. Dualitas memang lenyap, kasih sayang kemudian membuat kehidupan berputar.

Jumat, 29 Oktober 2010

Surat Kepada Tuhan

Aku tak bisa menahan airmataku,..
Melihat penderitaan mereka, kehilangan anggota keluarga
Suami, istri, anak, ayah, ibu,...orang-orang yg sangat dicintai
Bencana selalu menyisakan kepiluan
Tuhan,....
Semua terserah titahMu,..tapi tolong Tuhan kuatkan hati mereka
Bukakan mata hati para pemimpin kami
Agar bisa menjadikan negeri ini indah kembali
Kita tak akan pernah tahu yg akan terjadi didepan
Berikan aku petunjukMu Tuhan agar aku bisa menjalani sisa hidup ini dijalanMu
Menapaki segala episode dgn ketaatan hanya kepadaMu
Mataku begitu jelas melihat kuasaMu
Telingaku begitu jelas mendengar teriakanMu agar aku kembali
Bahkan tanganMu begitu dekat untuk ku rengkuh
Tuhan,...ampuni aku kalau dosa mematikan hatiku
Ampuni aku Tuhan kalau perintahMu sering aku abaikan
Tuhan,.....maafkan aku
Tanpa kuasaMu aku tak mampu berjalan

Rabu, 06 Oktober 2010

Pagi yang Mempesonaku

Karya : Endah Martiana
Medio : 7 Oktober 2010

Sebersit sinar sang surya, menari gemulai diantara pepohonan
Hujan yang baru saja usai menambah irama pagi menjadi damai
Kubuka jendela lebar-lebar
Sekawanan bau semerbak basahnya tanah
Menyelinap memasuki kamar tidurku
Yang dari semalam terasa pengap oleh sisa-sisa asap kehidupan
Berganti dengan harumnya pagi

Tetesan embun jatuh perlahan, amat perlahan
Menggantung diujung daun
Bening,... dan tenang,...
Seolah memancarkan irama kedamaian nan elok rupawan
Mengusik nurani agar tak salah dalam berdiri
Seakan menyindirku dengan halus agar lakuku berjalan lurus

Brurung-burung kecil bersahut-sahutan
membuat sebuah alunan merdu irama alam
berlompatan dari dahan ke dahan
bercumbu rayu dengan manisnya
memaksa mataku takjub akan kesempurnaan Sang Pencipta

Sempurna,..
Terimakasih Ya Tuhan ,..
Engkau sudah memberiku kesempatan
tuk mengenalmu lebih dekat dengan kenikmatan usia di pagi ini

Senandung jiwa

Karya : Endah Martiana
Medio 7 Oktober 2010

Suara merdu alunan kidung pujian terhadap Tuhan
Bersenandung indah digelapnya pagi
Hujan gerimis membuat selimut begitu sulit tuk dihentakkan
Menjadikannya sebuah perjuangan nan megah
Dari seorang makhluq terhadap Sang Penciptanya

Ada sebuah ketukan kecil dihati
Yang terus berdetak seirama jantung,
Menghujam perlahan lewat nurani
Menembus batas keakuan diri
Akan sebuah cinta dari Yang Maha Tinggi

Merangkak perlahan kesebuah bejana kecil
Basuhan air suci menyelinap memasuki kulit
Merasuki jiwa yang tadi terlena
Menjadi sebuah lecutan kecil agar terjaga dari dunia
Pelan tapi pasti kesejukkan itu mulai membimbingku
Mengajakku dalam sebuah pertapaan singkat namun penuh makna

Dalam hening, tenang dan syahdu
Ku mengetuk-ngetuk pintu yang sebenarnya amat terbuka lebar bagi hamba Pencinta Tuhan
Hanya kedamaian yang kurasa

Senin, 04 Oktober 2010

Ketika Tuhan menciptakan Perempuan,..

Ketika Tuhan menciptakan perempuan,....
Malaikat datang dan bertanya,.. "Mengapa begitu lama Tuhan,.?"
Tuhan menjawab,.."sudahkah engkau lihat semua detail yang kubuat untuk menciptakan mereka ?

Dua tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi dengan baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak pada saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan. Dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini.

Malaikat itu takjub, "Hanya dengan dua tangan ini,.? Impossible,.!!
Dan itu model standart,..??

Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini. Besok kita lanjut lagi untuk menyempurnakannya,.."
"Oh, Tidak,.!!
"Aku akan meyelesaikan ciptaan ini karena ini ciptaan favoritku. Oh iya, dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja 18 jam sehari,."

Malaikat mendekat dan mengamati ciptaan Tuhan itu,. "Tapi Engkau membuatnya begitu lembut, Tuhan,."
"Ya, saya membuatnya lembut,..tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang kuberikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa,."

"Dia bisa berpikir,?" tanya malaikat.
Tuhan Menjawab, "Tidak hanya berpikir, tapi juga mampu bernegosiasi".

Malaikat itu mulai menyentuh dagunya. "Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan Rapuh,.!!
Seolah terlalu banyak beban baginya,."
"Itu bukan lelah atau rapuh. Itu air mata," koreksi Tuhan.
"untuk apa " tanya malaikat.
Tuhan melanjutkan, "Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan,"

"Luar biasa. Engkau jenius Tuhan," kata malaikat. "Engkau memikirkan segala sesuatunya, perempuan ciptaanmu ini sungguh menakjubkan,"
"Ya memang, perempuan ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban, bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu tersenyum, bahkan disaat hatinya menjerit. Mampu tersenyum saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya, mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak meolak kalau melihat yang tidak baik, dia mengorbankan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Cintanya tanpa syarat.
Dia menangis saat anaknya menjadi pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Tapi hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup.
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka."


Hanya ada satu hal yang kurang dari perempuan,.....
DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA,.!


--annonymous--

Sabtu, 07 Agustus 2010

Wishes of The God

Sahabat yang hatinya selalu teduh,....

Ketika bepergian kadang mata kita tertuju pada keindahan sebuah bangunan ataupun keelokan dari sebuah jalan. Jangan pernah menutup mata hati kita dengan keindahan yang lain dimana sentuhan Tuhan selalu memberi warna dan meninggalkan jejak dihati para pencari kedamaian.

Pun begitu keindahan alam, eloknya gunung yang begitu anggun berdiri tegak, luasnya samudera yang begitu menggelorakan keheningan dalam diamnya Sang Gunung. Mereka seakan terikat dalam satu tali persahabatan yang indah dan mempesona.

Dalam jejak langkah kaki tua dari seorang pejalan kaki, dengan sebatang tongkat yang menemani, sehelai kain yang melekat dibadanpun sungguh lusuh, hentakkan kaki yang tidak derap lagi, dia hanya ingin terus berjalan sampai tempat peristirahatan yg tak layak disebut peristirahatan. Sedangkan dilain kehidupan ada banyak pejalan kaki yang tidak berjalan semestinya, dengan teman sebatang keangkuhan diri, dengan baju ketampanan yang diagungkan, dengan langkah kaki yg menyiratkan sedikit kesombongan, diapun juga ingin selalu melangkah tapi bukan selalu pulang dalam peristirahatan yang mendamaikan hati dan jiwa.

Sahabatku, setiap kepulangan diri tidak akan membawa apa-apa kecuali teman sejati dalam diri adalah kebaikan.


Sahabatmu,...Endah Martiana

Senin, 02 Agustus 2010

Air mata Rakyat,...masihkah jadi air mata Tuhan,..??



Sahabatku,....

Adalah Indra Azwan lelaki 51 tahun mencari keadilan dengan caranya sendiri. Dia nekad berjalan kaki dari Malang - Jakarta untuk memperjuangkan kematian putra tunggalnya 17 tahun lalu. Sungguh waktu yang tidak sebentar untuk sebuah perjuangan.
Saat itu anak laki-lakinya berumur 3 tahun harus meninggal setelah tertabrak kendaraan oknum polisi, tidak ada tindakan tegas dari penegak hukum yang ada hanya janji-janji semata.

Semangat yang luar biasa, dengan jarak tempuh selama 22 hari. Indra Azwan selalu menyempatkan istirahat sejenak di POM bensin, mengobati sebentar kedua kakinya yang melepuh, ia tutup dengan plester berrangkap-rangkap dan kaos kaki tebal, saya tidak bisa membayangkan betapa perih dan lelahnya untuk sebuah keadilan yang dicari di bumi pertiwi.

Kemana perginya keadilan di negeri ini,..?? Kemana pemimpin yang amanah bersembunyi dibalik topeng kekuasaan. Ataukah para pemimpin yang berkuasa sudah tidak punya hati nurani lagi.

Apa jadinya rupa wajah negeriku,.kalau ternyata hukum hanya untuk yang lebih berkuasa dan berduit. Orang kecil sudah amat sering terpinggirkan dalam hidup mereka, mana janji-janji manis yang terucap di saat berkampanye,..?? janji tetaplah akan menjadi janji yang akan dimintakan pertanggung jawabannya kelak dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Istri alm. Munir pun sampai saat ini tak pernah lelah berjuang bukan hanya untuk alm suami tercinta tapi untuk pengharapan luhur berdiri tegaknya keadilan di negeri yang indah ini.
Negeri ini hancur karena sikap-sikap para pemimpinnya yang tidak benar, dan tidak amanah. Berjalanlah dengan hati nurani, melihatlah dengan mata hati, berkatalah dengan mulut kebenaran, bekerjalah dengan tenaga kejujuran, dan bertemanlah dengan orang-orang dhuafa niscaya hatimu akan terasah oleh tajamnya sayatan Kasih sayang Tuhan yang tak terhingga. Seperti yang dikatakan oleh sepasang orang tua yang renta dikisah televisi "tolong" yang mereka cari hanyalah untuk bisa bertahan hidup. Demi makan dan uang mereka masih bekerja keras disaat usianya 85 tahun.
Melihat kisah diatas harusnya para pemimpin disana terselip rasa MALU yang luar biasa pada Tuhan, malu kalau uang yang didapat dari hasil korupsi, malu kalau uang yang diterima untuk anak-anak dari hasil uang sogokan perkara.
Sungguh miris melihat setiap kehidupan di negeri yang indah ini.

Buat Bapak Indra Azwan, jangan pernah lelah untuk berjuang dan janganlah berputus asa karena apabila keadilan tidak bisa didapat didunia, PASTI keadilan akan dipertanyakan di alam akherat oleh Tuhan, dan itu keadilan yang seadil-adilnya.


NOTE : Ayo, tanamkan sikap kesederhanaan,jujur dan adil pada anak-anak kita, karena kelak mereka akan jadi pemimpin-pemimpin Negeri yang indah ini.


salam dari sahabatmu, Endah

Minggu, 01 Agustus 2010

30 Hari Mencari CintaNya

30 hari penuh berkah,..
Dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan api neraka.

30hari menempa kesabaran,..
Dimana siangnya puasa diwajibkan, malamnya qiamul lail disunnahkan.

30 hari kebaikan bernilai ganda,..
Dimana amalan sunnah bernilai wajib, amalan wajib bernilai berlipat ganda. Dimana didalamnya ada 1 malam setara dengan 1000 bulan atau 83 tahun.

30 hari memperkokoh solidaritas,..
Dimana shaum yang mengasah empati kepada sesama, dengan zakat, infaq dan shodaqoh. Dimana berbagi makan berbuka, ifthor, dibalas dengan nilai puasa orang tersebut.

Sungguh dirangkai dari semua itu, yang paling didamba, inilah saat,......
30 hari mencari cintaNya.

"Allahuma bariklana fii rajab wa sya'ban wa balighna ramadhan"
Ya Allah , berkahilah kami pada bulan rajab, sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan ramadhan.

11 bulan sudah dinanti maka sambutlah tamu istimewa itu, Selamat datang bulan yang utama ,.....Selamat datang Ramadhan,......

Marhaban ya Ramadhan

Sabtu, 31 Juli 2010

Kecil itu Indah,..!!

Bayangkan suatu ketika kita pergi naik bus ke daerah pegunungan, dimana disamping jalannya berkelok-kelok dan menanjak,..disebelah kanan jalan pun terbentang jurang yang dalam. Tiba-tiba kendaraan didepan bus yg kita tumpangi entah bagaimana menumpahkan oli yg mengakibatkan jalan seketika menjadi licin. Bus yg kita naiki pun akibatnya slip tdk bisa maju, bahkan mulai bergerak mundur. Di rem pun percuma, karena jalan menjadi sedemikian licinnya. Semua penumpang panik berhamburan keluar karena takut bus masuk kedalam jurang. Mereka semua berusaha mencari batu untuk mengganjal ban. Tetapi malangnya disekitar itu kebetulan tidak diketemukan batu sebutirpun. Padahal selama perjalanan tadi batu-batuan banyak berserakan disepanjang jalan. Batu yang tadi dilirik pun tidak, sekarang menjadi benda yg sangat berharga..!! Batu yg semula tidak ada harganya sama sekali, sekarang dijual seratus ribu pun pasti laku..!!

Massage yg ingin disampaikan dari peristiwa diatas bukannya berarti kalau kita sedang naik bus lalu ketemu batu, batu itu hrs kita pungut; tetapi massage yang ingin dikemukakan disini adalah janganlah kita meremehkan yg kecil-kecil. Karena yg kecil itu bisa jadi suatu ketika akan menjadi sangat besar nilainya. Jangan kita meremehkan ibadah-ibadah yg kelihatannya sepele, karena yg sepele ini boleh jadi justru akan menentukan posisi "timbangan" kita di pengadilan akhir kelak. Ucapkan salam, mengunjungi yg sakit, ta'ziah, memenuhi undangan, senyum, istiqfar, sedekah dan ibadah-ibadah lain yg seringkali kita abaikan karena kecilnya.

"sesungguhnya perbuatan-perbuatan yg baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yg buruk,.......QS. Hud (11) : 114

Selasa, 16 Maret 2010

Kerusakan Alam

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan krn perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali .” . Bumi Indonesia terkoyak. Negeri beribu pulau yg indah permai tiba-tiba menjadi negeri yg kaya akan musibah. Tidak hanya di daratan tidak hanya di lautan di udara pun ada musibah. Ketika hujan tertahan dari langit Indonesia kekeringan. Gunung Kidul Demak Boyolali dan tempat-tempat lain kekurangan air. Petani menjerit. Hujan kemudian turun. Tiba-tiba Bojonegero dan Jakarta banjir bandang. Belum kering luapan banjir pasar Tanah Abang Senen dan permukiman Manggarai kebakaran. Sebuah pemandangan yg tampak ironis. Betapa tidak? api dan air mengamuk bersama di tempat yg berdekatan. Pasar Tanah Abang luluh lantak hancur berkeping-keping. Kerugian ditaksir mencapai triliunan rupiah. Bukan hanya kerugian ekonomi yg diperkirakan dampak sosial psikologis dan keamanan turut menghantui.

Giliran laut “unjuk gigi”. KM Mutiara tenggelam di perairan Sumatera. Kapal karam krn kerusakan mesin. Puluhan korban berhasil dievakuasi. Selebihnya belum diketahui nasib dan rimbanya krn pemerintah memutuskan penghentian pencarian korban. Udara tak ketinggalan. Belum sepi langit Indonesia dari batuk gunung berapi Papandayan Merapi dan muntahan lahar gunung di Menado sebuah heli jatuh di hotel Sahid Jaya Jakarta.

Sebelumnya pesawat jenis cassa jatuh di Kalimantan juga di Jawa Barat tragis dan mengenaskan! Heli yg sedianya mendarat di lantai 22 jatuh berkeping-keping memenuhi kolam renang di lantai 3. Tiga orang tewas seketika termasuk Mayor TNI AU Affandi Malik sang pilot. Ini belum cerita soal tanah longsor gagal panen padi petani gagal panen ikan tambak akibat banjir kecelakaan kereta api dan lain-lain. Demikian musibah datang bertubi-tubi. Anak Bangsa yg memiliki nurani turut prihatin sedih dan pilu.

Namun cukupkah kita tenggelam dalam kesedihan dan kesedihan? Peristiwa demi peristiwa semestinya menjadi bahan introspeksi ada apa dgn musibah? Adakah yg salah dgn diriku masyarakatku pemimpinku? Perhatikan firman Allah yg Maha Kuasa

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan krn perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali .” .

Kerusakan di darat dan di laut disebabkan ulah anak manusia. Ibnu Katsir menuliskan makna “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan krn perbuatan tangan manusia..” adl seperti kurangnya panen pada tanaman dan tumbuhan yg disebabkan krn kemaksiatan. Abul ‘Aliyah berkata “Barang siapa bermaksiat kepada Allah di muka bumi maka sungguh ia telah merusak bumi krn baiknya bumi dan langit adl dgn ketaatan .” Maksiat? maksiat?! Ia menjadi sumber bencana. Karena maksiat barakah tertahan; krn maksiat musibah berdatangan. Padahal umumnya manusia sekarang akrab dgn maksiat. Maksiat tak mengenal kasta. Dari kawula alit hingga birokrat orang miskin hingga orang kaya pinggiran hingga gedongan semua tenggelam dalam maksiat ria. Bahkan kiai pun tak sunyi dari maksiat. Kok? ya tengok rapat MUI Jombang beberapa waktu lalu. Seorang kiai keberatan atas pencekalan Inul alasannya goyangan Inul dalam konteks mencari nafkah. Dan menampakkan aurat krn bekerja adl halal na’udzu billah. Ya ketika syahwat memuncak manusia sering kehilangan akal sehatnya. Pada level pemimpin bangsa maksiat yg mencolok adl mengabaikan amanah baik amanah yg menyangkut hak Allah maupun hak rakyat. Hak Allah yg diabaikan adl hukum-hukum-Nya yg tidak ditunaikan sedangkan hak rakyat yg diabaikan adl hak utk diayomi dilindungi dan disejahterakan. Para pejabat justru mengeksploitasi rakyat bak sapi perahan. Rakyat seperti komoditas yg bernilai jual tinggi. Semua demi syahwat kuasa dan kekayaan baik utk pribadi maupun kelompok. Betapa banyak pejabat menjadi kaya raya yg melampaui gajinya berumah megah bermobil mewah berlaku jetset dan borjuis. Sementara bagi rakyat mencari sesuap nasi sulitnya minta ampun. Untuk makan saja harus “senin-kemis” itu pun masih ditingkahi kenaikan harga yg membubung tinggi. Soal korupsi alamaaak jangan ditanya lagi! Oleh PERC lembaga penelitian yg bermarkas di Hongkong Indonesia bahkan dinobatkan sebagai negara terkorup se-Asia. Sedemikian canggihnya hingga tindak korupsi di Indonesia sulit dibuktikan secara hukum. Tetapi ia seperti kentut baunya terasa tapi wujudnya tak terlihat. Karenanya ketika seorang tokoh menyatakan partainya sebagai terkorup dia kesulitan memberikan bukti materiil meski banyak orang meyakini kebenarannya. Sebab lain datangnya musibah adl hilangnya budaya malu. Level akar rumput masyarakat tenggelam dalam “inulian” joget-joget tari-tarian yg mengumbar aurat dan menganggapnya semua itu sebagai kewajaran. “Gilanya” ketika pro- kontra jogetan erotis merebak sebuah partai besar malah hendak menjadikan si penjoget menjadi maskot. Seolah akhlak moral dan etika tak penting lagi bagai nilai usang yg kolot dan harus direformasi dgn nilai permisif .

Hadis berikut patut dicamkan. Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda “Hai golongan Muhajirin ada lima perkara jika kamu ditimpa atau ia terjadi di lingkunganmu-saya berlindung kepada Allah jika hal itu terdapat di antaramu. Bila suatu kaum melakukan perzinaan secara terang-terangan mereka akan diserang penyakit yg belum pernah dialami oleh nenek moyang mereka. Bila mereka mengurangi timbangan dan takaran mereka akan dihukum dgn kepapaan dan kemiskinan serta kelaliman dari pihak penguasa. Bila mereka enggan membayar zakat harta mereka mereka akan terhalang beroleh hujan dari langit kalaulah bukan krn hewan ternak tiadalah mereka akan pernah diberi hujan. Bila mereka melangar janji Allah dan janji Rasul-Nya mereka akan dijajah musuh dari bangsa lain yg akan merampas sebagian kekayaan mereka. Bila pemimpin mereka tidak menjalankan hukum-hukum yg tertera dalam kitabullah maka silang sengketa akan berkobar di antara mereka.” .

Fenomena sosial ini menghajatkan perubahan. Tentu bukan perkara mudah mewujudkannya. Harapan tinggal tertumpu kepada pemilik nurani yg berpihak kepada kebenaran dan keadilan. Kuncinya sabar dan istiqamah. Tidak lelah dalam menyuarakan seruan moral selirih apa pun suara itu. Dengan harapan seruan itu dapat menghadang laju percepatan kemungkaran krn kemungkaran yg berlarut menjadi sumber bencana. Ketika bencana tiba kadang ia tidak mengenal lagi mana orang baik dan mana orang buruk. Bukankah Rasulullah saw. bersabda “Tidaklah suatu kaum yg kemaksiatan dilakukan di tengah-tengah mereka padahal mereka lbh kuat dan besar jumlahnya dari yg melakukannya namun tidak mengubahnya kecuali Allah timpakan azab utk mereka secara umum.” . Semoga musibah yg menimpa bangsa ini menyadarkan kita utk kembali ke jalan Allah Ta’ala sebagaimana bunyi dari akhir ayat di atas “.. supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali .”Wallahu a’lam. .

Melihat dari dekat Lumpur Lapindo

Setelah dari surabaya kita berangkat menuju Batu malang, melewati jalan Tol. Perjalanan cukup lancar padahal hari ini hari minggu. Kita ambil jalur menuju Porong, untuk melihat dari dekat kondisi Lumpur lapindo sekarang tgl 14 maret 2010.

Luar biasa...!! Allahu Akbar.....seluas inikah ..???

Lumpur lapindo bisa menenggelamkan beberapa desa. Saya menaiki tanggul dengan tangga darurat yang dibuat orang warga sekitar, sebelum menaiki tangga kita menyeberang aliran air semacam selokan, jangan dikira airnya sangat bau sekali. Kemudian melewati rel kereta yang sekarang sudah tidak di pakai lagi, baru kemudian menaiki tangga darurat, dgn tinggi tanggul mungkin 10 m atau lebih. Saya dipungut oleh warga sekitar ,biaya masuk Rp.20.000 dan biaya parkir mobil Rp. 3.000.

Setelah sampai atas tanggul, tanah tanggul agak basah sehingga menenggelamkan sepatu saya. Ampun deh...!! sepatu penuh dengan lumpur bau yang tidak sedap. Hemmm...mana tidak ada air lagi. Apes deh..!!

Saya dan kelurga tak lupa berfoto bersama, disini juga ada fotografer amatiran yang siap mengabadikan anda dengan foto langsung jadi. Ada juga penjual VCD tentang Lumpur Lapindo berseri 2 keping seharga Rp. 35.000.

Begitu luasnya sepanjang mata memandang hanya hamparan lumpur, tampak dari jauh semburan yang masih ada. Allahu akbar... lumpur yang ada dalam perut bumi menyembur keluar tanpa tahu kapan berhentinya. Saya masih tidak bisa membayangkan kalau seandainya tanggul yang begitu tinggi itu jebol. Waduh ...gak tahu deh..pasti akan banyak korban jiwa karena diseberang jalan tanggul nampak masih berpenghuni.

Musibah yang luarbiasa, kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa mengelak dari apa yang sudah digariskan Tuhan, suka tidak suka, enak tidak enak, kalau sudah waktunya terjadi kita harus siap dan ikhlas. Saudara- saudara kita yang dulu tinggal disitu, pastilah kehilangan harta benda. Rumah yang mereka bangun dari mengumpulkan rupiah demi rupiah akhirnya harus musnah tak tersisa. Dulu ada pabrik besar di sebelah semburan, sekarang semuanya sudah tidak nampak sedikitpun. Kita bisa bayangkan tinggi atap sebuah pabrik besar, pastilah tinggi. Begitu banyaknya lumpur yang menyembur kelur. Makam keluarga pun tak luput dari terjangan lumpur, tak tersisa.

Musibah selalu mendatangkan kepedihan tersendiri bagi mengalaminya. Meninggalkan jejak-jejak Sang Pencipta. Kita hanya bisa pasrah untuk setiap episode kehidupan kita. Tidak pernah tahu apa yang akan terjadi didepan kita, saat ini kita bisa tertawa mungkin lusa kita akan menangis. Hanya pada Tuhan tempat kita berserah diri.

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan krn perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka agar mereka kembali .”

Rabu, 27 Januari 2010

Celana monyet


Salah satu sifat terpuji menurut agama manapun adalah mau mengakui kesalahan sendiri yang terlanjur dilakukan. Orang bijak berkata , “Orang yang berakal adalah bukannya orang yang pandai mencari-cari akal untuk menbenarkan kejelekannya setelah ia terjatuh kedalamnya, tapi orang yang berakal adalah orang yang pandai menggunakan akalnya untuk mengakali kejelekannya agar dirinya tidak terjatuh kedalamnya.”

Para pakar psikologi mengatakan bahwa kemampuan mengakui kesalahan sendiri adalah salah satu indikator kedewasaan jiwa seseorang. Oleh karena itu setua apapun usia Anda, tetapi bila Anda belum mampu untuk mengakui kesalahan yang terlanjur Anda lakukan, maka Anda pada hakikatnya tidak lebih dari anak ingusan yang sok dewasa..!!

Begitu juga sifat arogan yang tidak senang mendengarkan kritikan dari orang lain. Sikap ini benar-benar konyol..!! coba bayangkan, mestinya ia berterima kasih kepada orang yang secara gratis mau memberitahukan kekurangan yang ada padanya. Apalagi Allah dalam Al Quran jelas-jelas menyuruh manusia untuk saling nasehat- menasehati mengenai kebenaran. Tidaklah salah kiranya bila sifat tabu terhadap kritikan ini menunjukan bahwa orang yang demikian itu sebenarnya hanya baru sebatas mampu memakai baju orang dewasa, sementara jiwanya sendiri sebenarnya masih terkurung dalam celana monyet..!!

Cobalah berpikir dengan jernih, kiranya semua orang akan setuju bahwa bila kita mau mengakui kesalahan ataupun terbuka terhadap kritikan, justru akan membuat orang semakin respek pada diri kita. Namun sebaliknya sikap mencari-cari alasan atau marah bila dikritik malahan membuat orang mencibir. Lalu mengapa kita masih sulit keluar dari nafsu jelek ini..??? masalahnya mungkin adalah karena kita terlalu takut dengan pandangan orang daripada pandangan Allah. Atau barangkali kita lebih rela kehilangan hati nurani daripada kehilangan muka.. Allahu Akbar

Minggu, 24 Januari 2010

Puncak Suralaya dan Pantai Kuwaru



Tgl 24 januari 2010, Hari minggu yg cerah, matahari bersinar dengan terangnya, awan putih tersirat sedikit di birunya langit. Ingin pergi kemana ya...??? selalu itu yg kami lakukan, tidak pernah rencana, tiba-tiba saja ingin ke suatu tempat membuang jenuh. Tapi sekali lagi kemana ya..??? berbekal info sekilas yang pernah kami baca di koran lokal tentang Puncak Suralaya, kami langsung browsing di internet, mencari informasi dan lokasinya. Memang sangat indah, ini dulu tempat pertapaan Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja besar Mataram, begitu dikisahkan dalam kitab "Cebolek", karya R.Ng, Yasadipura, pujangga Kasunanan Surakarta di abad 18. Tempat semadi di puncak perbukitan di kawasan perbatasan D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan ketinggian 1017 meter di atas permukaan laut itu bernama Suralaya.

Tepatnya berada di dusun Keceme, desa Gerbosari, kecamatan Samigaluh, 45 km dari Yogyakarta-Wates. Fasilitas berupa jalan setapak menuju ke puncak sebanyak 285 trap.
Wisatawan dapat merasakan sejuknya udara pegunungan di atas hamparan kebun teh yang menghijau dan pesona matahari terbit atau sunrise di pagi hari. Dari atas puncak Suroloyo terlihat megahnya candi Borobudur yang berjarak 10 km dan fantastiknya gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, serta gunung Ungaran. Setiap tanggal 1 Suro di puncak Suroloyo, tepatnya di Sendang Kawidodaren diadakan Upacara Jamasan Pusaka pemberian dari keraton Yogyakarta berupa tombak Kyai Manggolo Murti dan Songsong Kyai Manggolo Dewo.

Dari pertigaan ngeplang Sentolo ke utara .. sungguh elok pemandangan dari Nanggulan jika menengok ke arak barat , hamparan perbukitan menoreh membuat kagum bagi siapa saja, Setelah sesampainya di perempatan Dekso ambil arah kiri yaitu ke barat ..atau lurus. Kami mengambil arah lurus menuju sanden sesuai arahan bapak-bapak yang kami jumpai di pinggir desa karena kami memakai mobil sedan. Kami tahu jalan di pegunungan akan berkelok-kelok dan naik turun, tapi kami sama sekali tidak membayangkan jalannya sesempit itu. Terjadilah sesuatu yang membuat kami trauma, jalan menanjak tinggi dan berbelok ke kanan disebelah kiri kami jurang yang dalam, tiba-tiba dari arah yang berlawanan muncul mobil, seketika mobil dioper ke gigi 1 dan mencoba tetap tenang, saya yang ketakutan luar biasa hanya bisa berdoa. Untung suami masih bisa tenang sehingga terlewat sudah keadaan itu. Belum juga lewat rasa ketakutan saya, didepan kami ada tanjakanyang kemiringannya mungkin 35 derajat lebih dan posisi menikung tajam 2 kali. Mata saya terbelalak, mampu tidak ini kita naik..Ternyata suami masih mempunyai nyali sehingga bisa melewati, walaupun kampas koopling mulai berbau. Kami putuskan untuk berhenti sejenak di pinggir, kebetulan ada sebuah rumah, kami menepi disitu. Tapi lagi-lagi ketakutan saya tidak dapat terbendung, “mending kita pulang saja”. Tapi membayangkan jalan pulangnya yang seperti itu rasanya seperti tidak sanggup, ingin rasanya bisa terbang. Padahal 5 km lagi kami sampai ke Puncak, membayangkan 5 km dengan kondisi jalanyang seperti itu ????... oh tidak sanggup, serasa akan menukar nyawa. Suami masih mempunyai nyali untuk bisa sampai ke puncak karena sayang tinggal sedikit lagi. Saya sudah terlanjur takut, ingin turun saja. Akhirnya suami memutuskan turun karena takut terjadi apa-apa dengan kampas koopling mobil. Tapi buat yang hobby adventure..hemmm..ini cukup menantang untuk dicoba. Foto yang ada ini ambil di internet dengan tujuan biar Anda juga bisa sedikit tahu dan membayangkan cerita ini.

Untuk mengobati ketakutan kami berhenti sejenak di rumah penduduk yang menjual hasil kebunnya ada durian, rambutan dan pete. Oh ya disepanjang jalan sebelum naik, kami bisa temui setiap rumah penduduk pasti ada pohon rambutan yang sedang panen...”wuiihhh..menyenangkan sekali, melihat sepanjang jalan buah rambutan bergantungan di pohon”..Kami mencoba durian menoreh, buahnya berwarna kuning dengan rasa yang manis. Ternyata durian menoreh ini menjadi unggulan disini. Ada Durian menoreh kuning dan jambon, tapi yang kami coba adalah yang kuning. Harganyapun berbeda lebih mahal sedikit dari durian biasa. Kami beli 7 buah durian besar-besar semua seharga 150 ribu, rambutan ace sekilonya hanya 2000 ribu, juga rambutan rafia yang menurut orang disini namanya rambutan kelengkeng. Lucu ya...rambutan kelengkeng tapi bukan rambutan sama kelengkeng loh.
Penuh sudah bagasi dengan buah-buahan sebagai buah tangan untuk para tetangga.

Lanjut lagi perjalanan kepantai, tapi ke pantai mana..??? browsing dulu di internet..dapatlah nama Pantai Kuwaru.
Pantai Kuwaru merupakan salah satu pantai di Bantul terletak di sebelah timur Pantai Pandansimo. Secara administratif pantai tersebut termasuk wilayah dusun Kuwaru Desa Poncosari Kecamatan Srandakan. Jarak dari kota Yogyakarta sekitar 29 KM. Untuk menuju pantai ini cukup mudah karena tersedia fasilitas jalan yang memadai. Di pantai ini selain kita dapat menikmati deburan ombak pantai selatan tersedia pula warung -warung makanan dengan sajian menu beragam. Satu hal yang membedakan dengan pantai lain di Bantul yaitu di Pantai Kuwaru kita dapat menikmati hembusan angin pantai sambil makan ataupun bersantai di bawah rindangnya pohon cemara. Rindangnya pantai tersebut berkat usaha penghijauan yang dilakukan warga sejak sekitar enam tahun lalu.

Hampir mirip dengan pantai depok, ada tempat pelelangan ikan, kita bisa pilih ikan yang mana untuk dimasakan di warung-warung
seafood setempat. Tapi sayang kenapa harganya sama
dengan di pasar
yaaa..ternyata ikan-ikan disini kebanyakan bukan hasil tangkapan sendiri tapi ikan didatangkan dari Cilacap (Jateng), Sadeng (Gunungkidul), Semarang (Jateng), dan beberapa daerah lain di luar DIY.

Waaahhhh ..pantesan aja harganya mahal. Tapi ya sudahlah untuk mengobati kekecewaan kita tertarik juga untuk ikut memb
eli, ½ kg ikan kerapu, ¼ ikan bawal dan ¼ udang.Kok sedikit..??? iya..karena kami cuman bertiga. Total belanja 34 ribu. Kemudian ikan itu kami bawa ke warung untuk dimasak dengan total biaya masak plus minum, nasi, sambel.. Rp. 33.000.


Selesai makan kita coba lihat keindahan Pantai Kuwaru, pohon cemara udangnya memang membuat teduh, hampir sepanjang kami lihat semua tertanam cemara udang. Sayang pinggir pantainya kotor sekali dengan bungkus bekas. Kenapa ya orang kita suka sekali membuang sampah sembarangan..




Pasir pantai berwarna hitam seperti pantai Parangtritis dengan ombak yang besar, ciri khas pantai selatan. Setelah melihat semua kesimpulan saya tetap, pantai selatan yang terindah di Yogyakarta hanyalah Pantai Sundak di Gunung Kidul.